Home » » Anak Tak Perlu Dibekali Ponsel

Anak Tak Perlu Dibekali Ponsel




            Teknologi telepon seluler atau ponsel di Indonesia ternyata berkembang di luar perkiraan. Sarana komunikasi murah ini, sekarang hamper menyentuh semua lapisan masyarakat. Lihatlah anak-anak. Di daerah sekalipun, mereka sudah dibelikan ponsel oleh oaring tuanya.
            Membiarkan si kecil mengutak-atik ponsel, ternyata berdampak buruk terhadap kesehatan. Bahkan terhadap moral dan pendidikan. Namun, belum banyak orang tua yang menyadari betapa bahaya ponsel terhadap kesehatan pada masa yang akan datang.
            Menurut peneliti dari Swedia, William Steward pengguanaan ponsel selama 10 tahun atau lebih bakal meningkatkan risiko berkembangnya acoustic neuroma ( tumor lunak pada saraf pendengaran ).
            Risiko tumor lunak dimungkinkan datang pada sisi di mana ponsel sering digunakan yaitu sisi kepala. Dari penelitian itu, ditemukan risiko acoustic neuroma hampir berlipat empat kali lebih besar.
            Radiasi dari antenna ponsel dapat membus dua sampai tiga inchi ke dalam tubuh jika dibandingkan dengan sisi lain yang tidak diguankan. Pada anak-anak, dampaknya semakin besar. Hal ini disebabkan jaringan tubuh mereka yang masih rentan atau belum sepenuhnya matang.
            Lebih jauh, kata peneliti William Stewart, serangan ini bisa menghambat pembentukan sistem syaraf pada anak. Bahkan menurut riset para ilmuan Eropa, radiasi ponsel berpotensi merusak sel DNA. Peneliti lain, ilmuan dari Swedia, pada April tahun 2005 menemukan hubungan antara penggunaan ponsel dengan pertumbuhan sel tumor. Efek ini akan lebih berbahaya bagi si upik.
            “  Ini karena otak mereka masih kecil dan tengah tumbuh. Dikhawatirkan, radiasi akan menyerang baguian yang lebih besar, “ tutur dia.

Memerhatikan berbagai dampak negatif itu, anak terutama yang masih di bawah 8 tahun, tak perlu dibekali ponsel. Orangn tua perlu memahami hal ini karena anak masih dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan yang tidak normal akan berdampak besar dalam pertumbuhan selanjutnya. Tentu saja apabila hal ini terjadi, penderitaanlaj yang akan dilalui si upik. Bahkan seluruh keluarga. 

0 komentar:

Posting Komentar